pkhkebumen.com - Warung elektronik (E Warung) yang dikembangkan Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI tak hanya mempermudah pemakaian dana sosial Program keluarga Harapan (PKH).
Namun, hal ini juga mengubah hidup Suparmi (37), warga Kelurahan Sidosermo, Kecamatan Wonocolo, Surabaya.
Suparmi yang awalnya hanay berjualan kue basah, dalam 2 malam mempunyai bilik warung di teras rumahnya. Warung inilah yang digunakan sebagai penjalan sembako dan pupuk dengan transaksi elektronik.
“Saya kaget, dapat dana Rp 10 juta buat bikin warung ini. Dan katanya Mensos mau datang buat melihatnya. Jadi 2 malam nggak tidur, ngebut ngerjain warungnya,” terangnya usai pembukaan e-Warung KUBE (Kelompok Usaha Bersama) bernama Warung Sidosermo Sejahtera kepada Surya (TRIBUNnews.com Network)., Sabtu (6/8/2016).
Selama sehari 2 malam, Suparmi membiayai tukang untuk membangun warung berukuran 2 x 5 meter tersebut.
Warung berwarna biru itu sudah dilengkapi sembako mulai dari beras, minyak, tepung dan gula. Serta pupuk yang berasal dari petrokimia dan gas elpiji.
“Sembako masih dari bulog, nanati juga kalau ada yang pesan baru saya ambilkan di bulog. Saya menunggu bimbingan dari BNI, agar selanjutnya PKH bisa ambiluang tunai juga diwarung,” terangnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Untuk pertama kalinya, Suparmi baru mengenal transaksi elektronik dan pemakaiannya. Warung yang ia pakai sudah dilengkapi dengan mesin transaksi elektronik dan tablet untuk mendata transaksi yang digunakan oleh PKH.
Saat ini Suparni masih melayani untuk 20 PKH yang sudah terdaftar di e warungnya dari total 56 PKH di kelurahan Sidosermo.
“Tablet ini juga bantuan dari BNI, jadi nantinya akan ada pendamping yang membantu mengeceknya,” lanjutnya.
Supatminingsih, anggota PH yang melakukan transaksi dalam pembukaan e warung ini mengungkapkan dirinya lebih nyaman dengan transaksi karti.
Sebeb, ia tidak bisa mengunakan dana bansosnya secara lebih terarah. Dan jika tidak terpakai sudah tersimpan di tabungan.
“Harganya sama saja, tetapi lebih praktis, bisa nabung juga,” jelas wanita yang mendapat dana bansos sebesar Rp 350.000 setiap 3 bulan ini kepada Surya (TRIBUNnews.com Network)..
Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa yang datang meresmikan e warung ini, maka aka nada efektifitas dan ketepatan bantuan.
Tidak aka nada kekhawatiran adanya potongan dan, karena PKH sudah mendapat dalam bentuk e-payment yang bisa dikonfirmsikan ke e warung.
“Sekarang sudah kami koordinasikan dengan kementrian lembaga. Awalnya hanya 4 macam sembako, di Sidoarjo sudah bisa nambah elpiji, sekarang disini nambah pupuk juga,” lanjutnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Rencananya, pada peluncuran berikunya kana da bantuan sosial lainnya yang bisa diintegrasikan ke e warung.
Kemudian PKH yanga da di Jatim akan secara otomatis terdata BNI untuk dibuatkan rekening.
“Targetnya pada Desember akan ada 300 warung, kalau setiap 1 e warung bisa mengcover 100 PKH. Jadi tahun ini sudah bisa ada 300 ribu PKH yang memiliki kartu untuk transaksi di e warung,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni menuturkan warung Suparmi digolongkan sebagai e-Warung KUBE atau Elektronik Warung menggunakan aplikasi ’mini-market’ yang terintegrasi untuk pencatatan penjualan dan persediaan dan Kartu yang dikembangkan BNI.
Sehingga Kartu Masyarakat Indonesia Sejahtera bisa digunakan sebagai alat pembayaran dalam e warung.
“Kartu tersebut dilengkapi e-wallet yang memungkinkan satu kartu dipergunakan untuk berbagai program sosial atau subsidi, sehingga lebih praktis bagi masyarakat penerima bantuan sosial,” jelasnya.
Selanjutnya, Suparmi dan pengelola e warung lainnya akan dikembangkan lebih lanjut fungsinya sebagai keagenan Branchless Banking, atau yang disebut sebagai Agen 46.
Dengan demikian mereka bisa memperoleh berbagai manfaat dan nilai tambah. Nilai tambah itu antara lain adalah peluang perluasan bisnis pembayaran Listrik, Telpon, Pulsa, dan lain sebagainya.
Sumber: Tribun Surabaya
Namun, hal ini juga mengubah hidup Suparmi (37), warga Kelurahan Sidosermo, Kecamatan Wonocolo, Surabaya.
Suparmi yang awalnya hanay berjualan kue basah, dalam 2 malam mempunyai bilik warung di teras rumahnya. Warung inilah yang digunakan sebagai penjalan sembako dan pupuk dengan transaksi elektronik.
“Saya kaget, dapat dana Rp 10 juta buat bikin warung ini. Dan katanya Mensos mau datang buat melihatnya. Jadi 2 malam nggak tidur, ngebut ngerjain warungnya,” terangnya usai pembukaan e-Warung KUBE (Kelompok Usaha Bersama) bernama Warung Sidosermo Sejahtera kepada Surya (TRIBUNnews.com Network)., Sabtu (6/8/2016).
Selama sehari 2 malam, Suparmi membiayai tukang untuk membangun warung berukuran 2 x 5 meter tersebut.
Warung berwarna biru itu sudah dilengkapi sembako mulai dari beras, minyak, tepung dan gula. Serta pupuk yang berasal dari petrokimia dan gas elpiji.
“Sembako masih dari bulog, nanati juga kalau ada yang pesan baru saya ambilkan di bulog. Saya menunggu bimbingan dari BNI, agar selanjutnya PKH bisa ambiluang tunai juga diwarung,” terangnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Untuk pertama kalinya, Suparmi baru mengenal transaksi elektronik dan pemakaiannya. Warung yang ia pakai sudah dilengkapi dengan mesin transaksi elektronik dan tablet untuk mendata transaksi yang digunakan oleh PKH.
Saat ini Suparni masih melayani untuk 20 PKH yang sudah terdaftar di e warungnya dari total 56 PKH di kelurahan Sidosermo.
“Tablet ini juga bantuan dari BNI, jadi nantinya akan ada pendamping yang membantu mengeceknya,” lanjutnya.
Supatminingsih, anggota PH yang melakukan transaksi dalam pembukaan e warung ini mengungkapkan dirinya lebih nyaman dengan transaksi karti.
Sebeb, ia tidak bisa mengunakan dana bansosnya secara lebih terarah. Dan jika tidak terpakai sudah tersimpan di tabungan.
“Harganya sama saja, tetapi lebih praktis, bisa nabung juga,” jelas wanita yang mendapat dana bansos sebesar Rp 350.000 setiap 3 bulan ini kepada Surya (TRIBUNnews.com Network)..
Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa yang datang meresmikan e warung ini, maka aka nada efektifitas dan ketepatan bantuan.
Tidak aka nada kekhawatiran adanya potongan dan, karena PKH sudah mendapat dalam bentuk e-payment yang bisa dikonfirmsikan ke e warung.
“Sekarang sudah kami koordinasikan dengan kementrian lembaga. Awalnya hanya 4 macam sembako, di Sidoarjo sudah bisa nambah elpiji, sekarang disini nambah pupuk juga,” lanjutnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Rencananya, pada peluncuran berikunya kana da bantuan sosial lainnya yang bisa diintegrasikan ke e warung.
Kemudian PKH yanga da di Jatim akan secara otomatis terdata BNI untuk dibuatkan rekening.
“Targetnya pada Desember akan ada 300 warung, kalau setiap 1 e warung bisa mengcover 100 PKH. Jadi tahun ini sudah bisa ada 300 ribu PKH yang memiliki kartu untuk transaksi di e warung,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni menuturkan warung Suparmi digolongkan sebagai e-Warung KUBE atau Elektronik Warung menggunakan aplikasi ’mini-market’ yang terintegrasi untuk pencatatan penjualan dan persediaan dan Kartu yang dikembangkan BNI.
Sehingga Kartu Masyarakat Indonesia Sejahtera bisa digunakan sebagai alat pembayaran dalam e warung.
“Kartu tersebut dilengkapi e-wallet yang memungkinkan satu kartu dipergunakan untuk berbagai program sosial atau subsidi, sehingga lebih praktis bagi masyarakat penerima bantuan sosial,” jelasnya.
Selanjutnya, Suparmi dan pengelola e warung lainnya akan dikembangkan lebih lanjut fungsinya sebagai keagenan Branchless Banking, atau yang disebut sebagai Agen 46.
Dengan demikian mereka bisa memperoleh berbagai manfaat dan nilai tambah. Nilai tambah itu antara lain adalah peluang perluasan bisnis pembayaran Listrik, Telpon, Pulsa, dan lain sebagainya.
Sumber: Tribun Surabaya